Jakarta – kesehatanmental.info – Anak-anak pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya sejumlah faktor yang dapat mempengaruhinya baik faktor genetic yang dibawa sejak lahir, ataupun faktor psikologis dan lingkungan sosial yang juga turut menjadi faktor penentu dalam tumbuh kembangnya. Menariknya, tidak banyak orangtua yang pada akhirnya menjadi makin kurang menyadari bahwa anak-anak memiliki kelebihan mereka masing-masing. Jadi ketika sang buah hati sedang mengalami kesulitan bisa jadi mereka bukanlah orang yang bodoh, akan tetapi bisa jadi mereka mengalami gangguan dalam belajar.

Gangguan belajar adalah salah satu isu penting dalam dunia pendidikan anak, yang dapat memengaruhi kemampuan akademik, sosial, dan emosional anak. Gangguan ini sering kali tidak terlihat jelas pada awalnya dan kadang disalahpahami sebagai kemalasan atau kurangnya perhatian. Namun, gangguan belajar sejatinya adalah kondisi medis yang memengaruhi cara anak menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. Anak dengan gangguan belajar sering membutuhkan perhatian khusus dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Gangguan belajar adalah kondisi neurologis yang memengaruhi kemampuan anak dalam memahami, mengingat, atau menggunakan informasi baru. Gangguan ini tidak terkait dengan tingkat kecerdasan, artinya seorang anak dengan gangguan belajar bisa memiliki kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata. Gangguan ini terutama muncul dalam bentuk kesulitan dalam keterampilan akademik tertentu, seperti membaca, menulis, berhitung, atau keterampilan motorik.

Anak dengan gangguan belajar biasanya mengalami tantangan yang berbeda dari teman sebayanya dalam hal memproses informasi, meskipun ia memiliki kemauan belajar yang tinggi. Diagnosis dan penanganan yang tepat dapat membantu anak mengelola gangguannya dan mencapai potensi penuh. Nah berikut ini adalah lima jenis gangguan belajar yang wajib orangtua ketahui:

Disleksia

Disleksia adalah gangguan belajar yang menyebabkan anak kesulitan dalam membaca dan menulis. Anak dengan disleksia sering kesulitan mengenali kata-kata, menghubungkan suara dengan huruf, atau memahami teks. Gejalanya meliputi kesulitan membaca dengan lancar,

ketidakmampuan mengeja dengan benar, atau sering membalikkan huruf saat menulis. Pada anak-anak dengan gangguan disleksia ini, biasanya akan lebih sulit mengenai berbagai jenis huruf dan merasa tertekan jika diminta untuk membaca. Oleh sebab itu, para orangtua hendaknya mengenalinya lebih dini.

Diskalkulia

Diskalkulia adalah gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan anak dalam memahami konsep angka dan matematika. Anak dengan diskalkulia mungkin sulit menghafal tabel perkalian, menghitung, atau bahkan mengenali angka. Mereka sering merasa bingung dengan angka dan sulit memahami soal cerita dalam matematika. Pada anak-anak dengan gangguan diskalkulia ini, mereka kurang bisa menyerap dan memahami berbagai jenis angka, sehingga mereka akan mengalami kesulitan saat dihadapkan pada kondisi dan situasi yang mengharuskan mereka menggunakan angka-angka untuk melakukan perhitungan. Akibatnya, saat melakukan perhitungan mereka akan sering membuat kesalahan karena kurang mampu memahaminya.

Disgrafia

Disgrafia adalah gangguan belajar yang berhubungan dengan kemampuan menulis. Anak dengan disgrafia mengalami kesulitan dalam menulis secara rapi, menggunakan tata bahasa yang benar, atau mengorganisasi pikiran ke dalam tulisan. Mereka sering merasa tertekan saat menulis dan butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas tulisan. Kemampuan menulis yang rendah pada anak-anak ini, sedikit banyak telah berpengaruh juga pada kemampuanya untuk mengorganisasikan persoalan. Tak jarang mereka akan mengalami kesulitan ketika harus memilah dan memilih kata-kata maupun kalimat, sehingga berdampak pada daya nalar mereka yang kurang optimal.

Gangguan Pemrosesan Auditori

Gangguan pemrosesan auditori memengaruhi cara anak mendengar dan menginterpretasi suara, meskipun pendengarannya secara fisik normal. Anak dengan gangguan ini kesulitan mengenali perbedaan suara atau mengikuti instruksi verbal dengan baik. Mereka mungkin sering terlihat tidak fokus atau meminta instruksi diulang. Gangguan pemrosesan auditori pada anak memerlukan pendekatan yang komprehensif, melibatkan terapi, dukungan dari lingkungan, serta keterampilan yang dibangun secara bertahap. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak dengan APD dapat mengembangkan keterampilan mendengarkan, berkomunikasi dengan lebih baik, dan meraih potensi mereka di sekolah maupun kehidupan sehari-hari.

Gangguan Pemrosesan Visual

Gangguan ini memengaruhi kemampuan anak dalam menginterpretasikan informasi yang dilihat, seperti bentuk, pola, dan warna. Anak dengan gangguan pemrosesan visual mungkin kesulitan membaca peta, menggambar, atau mengikuti instruksi tertulis yang rumit. Gangguan pemrosesan visual (Visual Processing Disorder atau VPD) adalah kesulitan dalam memahami dan memproses informasi yang dilihat, meskipun kemampuan penglihatan fisik anak normal. Gangguan ini bukan tentang penglihatan kabur atau masalah mata, tetapi tentang cara otak menginterpretasikan informasi visual yang diterima dari mata. (*)

By Editor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *